Sebidang lahan dengan potensi minyak dan gas (migas) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang mencapai luas sekitar dua hektar, akan segera dieksplorasi melalui pengeboran yang dilakukan oleh PT Minarak Banyumas Gas.
Titik pengeboran ini berada di Blok Jengkok, Dusun Pasungsari RT 29 RW 03, Desa Sidarahayu, Kecamatan Purwadadi.
Proses pembebasan lahan yang dilakukan di Aula Desa Sidarahayu, Selasa (29/10/2024) telah mendapatkan kesepakatan dari warga pemilik lahan di area tersebut.
Hal ini menjadi langkah awal dalam memulai kegiatan eksplorasi yang diproyeksikan dapat meningkatkan produksi energi migas domestik.
General Manager PT Minarak Banyumas Gas, Muhammad Alwi, menjelaskan bahwa pihaknya bertindak sebagai kontraktor yang diberi mandat oleh negara untuk menjalankan pengeboran ini.
“Seluruh biaya ditanggung oleh kontraktor,” katanya.
Jika berhasil, kata Alwi, hasil produksi akan dibagi dengan negara. Namun jika gagal, kerugian sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.
“Negara hanya menyediakan lahannya,” ungkap Alwi.
Menurut Alwi, area eksplorasi di Ciamis ini memiliki luas antara 1,5 hingga 2 hektar, yang dianggap cukup potensial untuk mendukung kebutuhan energi dalam negeri.
Komitmen Pengelolaan Dampak Lingkungan
Pihak perusahaan juga telah melakukan koordinasi dengan berbagai instansi untuk memastikan pengelolaan dampak lingkungan selama kegiatan pengeboran berlangsung.
Alwi menyatakan PT Minarak Banyumas Gas telah memperoleh izin lingkungan dan akan mengupayakan agar dampak yang ditimbulkan bisa seminimal mungkin.
“Kami telah mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat mempengaruhi lingkungan, termasuk tindakan cepat jika terjadi kebocoran minyak atau hal serupa,” tambahnya.
Jika hal itu terjadi, Alwi menegaskan, perusahaan siap melakukan rehabilitasi pada lahan yang terkena dampak.
Proyek Vital untuk Ketahanan Energi Nasional
Alwi menekankan proyek pengeboran migas di Ciamis ini merupakan bagian dari upaya nasional untuk meningkatkan ketahanan energi.
Hal itu mengingat bahwa produksi migas di Indonesia saat ini baru mencapai sekitar 600 ribu barel per hari.
Sementara itu, kebutuhan energi nasional mencapai 1,5 juta barel per hari, sehingga Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi permintaan energi domestik.
“Jika kita terus bergantung pada impor, maka saat negara lain berhenti mengekspor ke kita, kita bisa mengalami kekurangan energi yang berdampak serius,” katanya.
Oleh karena itu, kata Alwi, eksplorasi ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat ketahanan energi nasional.
Dengan adanya proyek eksplorasi ini, PT Minarak Banyumas Gas berharap dapat berkontribusi dalam mengatasi defisit energi sekaligus mendukung ketahanan energi bagi masyarakat dan negara.